BPS
mencatat terjadi inflasi sebesar 0,64% mom dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)
sebesar 111,80 pada Juli 2022. Seluruh kota mengalami inflasi, dengan inflasi
tertinggi terjadi di Kendari sebesar 2,27% mom dan terendah terjadi di Pematang
Siantar sebesar 0,04% mom. Tingkat inflasi Juli
2022 dibandingkan akhir tahun 2021 yaitu sebesar 3,85% ytd dan tingkat inflasi
tahunan dibandingkan Juli 2021 yaitu sebesar 4,94% yoy, yang merupakan level
tertinggi sejak November 2015.
Inflasi
Juli 2022 terjadi karena naiknya harga mayoritas indeks kelompok pengeluaran, dimana
yang tertinggi yaitu: kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar 1,16%
momkelompok Transportasi sebesar 1,13% momserta kelompok Perumahan, Air,
dan Listrik sebesar 0,47% mom. Sementara kelompok yang mengalami pertumbuhan
negatif yaitu kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan sebesar -0,01%
mom (Grafik 1).
Grafik 1. Inflasi
Bulanan Juli 2022 dan 2021 Berdasarkan Kelompok (% mom)
Sumber: BPS
Beberapa
komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Juli 2022, antara lain: cabai
merah, bawang merah, cabai rawit, ikan segar, rokok kretek filter, cabai hijau,
mie kering instant, rokok putih, tomat, air kemasan, bahan bakar rumah tangga,
tarif listrik, sewa rumah, upah asisten rumah tangga, mobil , tarif angkutan
udara, dan bimbingan belajar. Sementara komoditas yang mengalami penurunan
harga, antara lain: minyak goreng, sawi hijau, telur ayam ras, kangkung, bawang
putih, bayam, dan emas perhiasan.
Sementara
dari 11 kelompok pengeluaran, 9 kelompok menyumbang inflasi, dan 2 kelompok
tidak memberikan andil terhadap inflasi nasional. Kelompok pengeluaran yang
memberikan andil/sumbangan inflasi terbesar, yaitu: kelompok Makanan, Minuman,
dan Tembakau sebesar 0,31% dengan komoditas penyumbang inflasi terbesar yaitu
Cabai Merah sebesar 0,15% dan Bawang Merah sebesar 0,09%serta kelompok
Transportasi sebesar 0,14% dengan subkelompok yang dominan menyumbangkan
inflasi yaitu jasa angkutan penumpang sebesar 4,02%. Sementara kelompok
Kesehatan dan kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan tidak
memberikan andil terhadap inflasi nasional. (Grafik 2).
Grafik 2. Sektor
Penyumbang Inflasi Bulan Juli 2022 (%)
Sumber: BPS
Inflasi
Umum pada Juli 2022 sebesar 0,64% mom, meningkat dibandingkan Juni 2022 yang
sebesar 0,61% mom. Perkembangan ini juga dipengaruhi oleh peningkatan inflasi kelompok
Administered Prices, di tengah Inflasi Inti yang terjaga rendah dan
kelompok Volatile Food yang mulai menurun. Kelompok Inflasi Inti pada Juli
2022 mencatat inflasi sebesar 0,28% mom, meningkat dibandingkan inflasi bulan Juni
2022 yang sebesar 0,19% mom. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh inflasi
komoditas Mobil dan Sewa Rumah, yang didorong kenaikan mobilitas masyarakat.
Peningkatan lebih lanjut tertahan oleh deflasi komoditas Emas Perhiasan seiring
dengan pergerakan harga emas global.
Grafik 3. Tingkat
Inflasi Januari 2018-Juli 2022 (% mom)
Sumber: BPS
Kelompok
Volatile Food mengalami inflasi sebesar 1,41% mom pada Juli 2022, menurun
dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 2,51% mom. Perkembangan tersebut terutama
dipengaruhi oleh komoditas minyak goreng, telur ayam ras, bawang putih, dan
sayur-sayuran. Penurunan inflasi lebih lanjut tertahan oleh inflasi aneka
cabai, bawang merah, dan ikan segar yang masih mengalami peningkatan akibat
gangguan pasokan seiring dengan curah hujan yang tinggi. Sedangkan kelompok Administered
Prices pada Juli 2022 mencatat inflasi sebesar 1,17% mom, meningkat
dibandingkan inflasi Juni 2022 yang sebesar 0,27% mom. Perkembangan tersebut
terutama dipengaruhi oleh kenaikan inflasi tarif angkutan udara, bahan bakar
rumah tangga, dan rokok kretek filter, seiring dengan peningkatan mobilitas
udara dan harga avtur akibat kenaikan harga komoditas energi global,
penyesuaian harga energi nonsubsidi, serta transmisi kenaikan cukai rokok. (Grafik 3).
Grafik 4.
Perkembangan Inflasi Bulanan dan Tahunan Sejak Januari 2019
Sumber: BPS
Inflasi Inti secara tahunan di Juli 2022 tercatat
sebesar 2,86% yoy, sedikit meningkat jika dibandingkan dengan inflasi Juni 2022
sebesar 2,63% yoy. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa Inflasi Inti Juli
2022 ini merupakan level tertinggi sejak Mei 2020 dan telah menunjukkan tren
yang meningkat sejak mencapai level 1,30% yoy di September 2021. Inflasi kelompok
Volatile Food secara tahunan juga mengalami kenaikan menjadi 11,47% yoy
setelah pada bulan sebelumnya sebesar 10,07% yoy. Sedangkan kelompok Administered
Price secara tahunan mengalami kenaikan menjadi 6,51% yoy, atau setelah
pada bulan sebelumnya sebesar 5,33% yoy.
Inflasi
Umum (Headline) pada Juli 2022 secara tahunan tercatat sebesar 4,94%
yoy, lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yaitu
sebesar 4,35% yoy. Inflasi ini merupakan yang tertinggi dalam 7 tahun terakhir,
atau sejak November 2015. Jika diperhatikan pada Grafik 4, tampak bahwa Inflasi
Umum mulai menunjukkan tren peningkatan setelah mencapai level 1,33% yoy di
Juni 2021 dan bahkan mengalami peningkatan yang curam sejak awal 2022 Pada
akhir tahun 2022, inflasi umum diprakirakan akan lebih tinggi dari batas atas
kisaran target, dan kembali ke dalam kisaran target 3,0±1% pada tahun 2023.
Grafik 5. Inflasi dan
Suku Bunga Acuan BI sejak Juli 2005
Sumber: BI & BPS
Dalam
Rapat Dewan Gubernur bulan Juli 2022, Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan
suku bunga acuannya pada level 3,50%. Keputusan tersebut dikatakan sejalan dengan
prakiraan inflasi inti yang masih terjaga di tengah risiko dampak perlambatan
ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Bank Indonesia sudah
mempertahankan suku bunga acuan pada level 3,5% ini sejak Februari 2021.
BI
tampaknya berpendapat inflasi umum dan inflasi inti Indonesia masih relatif
rendah, sehingga masih memiliki sedikit ruang bagi kebijakan yang akomodatif
dengan mempertahankan suku bunga acuannya sebagai upaya untuk mendukung
pemulihan ekonomi. Namun bila dilihat dari suku bunga riil (suku bunga acuan
dikurangi inflasi) pada Grafik 6, tampak sudah masuk ke teritori negatif sejak
bulan Mei 2022 dan semakin melebar menjadi -1,44% di Juli 2022. Ini merupakan
suku bunga riil negatif selama tiga bulan berturut-turut setelah -0,05% di Mei
2022 dan -0,85% di Juni 2022.
Grafik 6. Suku Bunga
Acuan BI nominal dan riil sejak Januari 2018
Sumber: BI & BPS
Dengan
Inflasi Umum yang akan terus naik dan akan tetap berada di atas 4% sampai
dengan akhir 2022 (bahkan akan tembus level 5% dalam bulan Agustus 2022) dan
juga Inflasi Inti yang akan terus naik dan bisa menembus level 3% di bulan
Agustus 2022, maka kami memandang sebenarnya sudah waktunya BI untuk mulai
menaikkan suku bunga acuannya pada bulan Agustus ini. Secara keseluruhan kami
melihat bahwa BI mempunyai ruang untuk menaikkan suku bunga acuan minimal
sebesar 100bps hingga akhir tahun 2022, tentunya dengan tetap memperhatikan
perkembangan kebijakan The Fed, kenaikan harga komoditas dan energi, stabilitas
nilai tukar serta perkembangan inflasi dalam negeri.