BPS
mencatat terjadi inflasi sebesar 0,40% mom dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)
sebesar 110,42 pada Mei 2022. Dari 90 kota, hanya 3 kota saja yang mengalami
deflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 2,24% mom
dan terendah terjadi di Gunungsitoli dan Tangerang sebesar 0,05% mom. Tingkat
inflasi Mei 2022 dibandingkan akhir tahun 2021 yaitu sebesar 2,56% ytd dan
tingkat inflasi tahunan dibandingkan Mei 2021 yaitu sebesar 3,55% yoy.
Grafik 1. Inflasi
Bulanan Mei 2022 dan 2021 Berdasarkan Kelompok (% mom)
Sumber: BPS
Inflasi di bulan Mei 2022 terjadi karena naiknya
harga mayoritas indeks kelompok pengeluaran, dimana yang tertinggi yaitu: kelompok
makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,78% momkelompok transportasi sebesar
0,65% momserta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,54%
mom. Sementara kelompok yang mengalami peningkatan paling rendah yaitu kelompok
pakaian dan alas kaki sebesar -0,20% mom (Grafik 1).
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga
pada Mei 2022, antara lain: telur ayam ras, ikan segar, bawang merah, daging
sapi, jeruk, sawi hijau, tahu mentah, tempe, roti manis, angkutan udara, dan
nasi dengan lauk. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga, antara
lain: minyak goreng, daging ayam ras, cabai rawit, cabai merah, angkutan antar
kota, dan emas perhiasan.
Sementara dari 11 kelompok pengeluaran, 7 kelompok
menyumbang inflasi, 1 kelompok menyumbang deflasi dan 3 kelompok tidak
memberikan andil terhadap inflasi nasional. Kelompok pengeluaran yang
memberikan andil/sumbangan inflasi terbesar, yaitu: kelompok makanan, minuman,
dan tembakau sebesar 0,20% dengan komoditas penyumbang inflasi terbesar yaitu telur
ayam ras sebesar 0,05% dan bawang merah sebesar 0,04%serta kelompok
transportasi sebesar 0,08% dengan komoditas yang dominan menyumbangkan inflasi
yaitu tarif angkutan udara sebesar 0,07%. Sementara kelompok kesehatan;
kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangandan kelompok pendidikan tidak
memberikan andil terhadap inflasi nasional. (Grafik 2).
Grafik 2. Sektor
Penyumbang Inflasi Bulan Mei 2022 (%)
Inflasi
Umum pada Mei 2022 sebesar 0,40% mom, menurun dibandingkan April 2022 yang sebesar
0,95% mom, karena periode libur Lebaran dan Cuti Bersama pada tahun ini berada
di minggu pertama bulan Mei, berbeda dengan periode libur tahun sebelumnya yang
berada pada minggu kedua atau minggu ketiga. Perkembangan ini juga dipengaruhi
oleh penurunan inflasi di semua kelompok, yaitu volatile food, administered
prices, dan inti. Kelompok inflasi inti pada Mei 2022 mencatat kenaikan
sebesar 0,23% mom, menurun dibandingkan inflasi bulan April 2022 yang sebesar
0,36% mom. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas
emas perhiasan seiring dengan pergerakan harga emas global.
Grafik 3. Tingkat Inflasi Januari 2018-Mei 2022 (% mom)
angkutan
antarkota seiring normalisasi pasca Hari Raya Idul Fitri. Penurunan inflasi
lebih lanjut tertahan oleh inflasi tarif angkutan udara seiring dengan
pengenaan fuel surcharge oleh maskapai. (Grafik 3).
Grafik 4. Perkembangan Inflasi Bulanan dan Tahunan Sejak Mei
2005
Sumber: BPS
Inflasi Umum (Headline)
pada Mei 2022 secara tahunan tercatat sebesar 3,55% yoy, lebih tinggi jika
dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yaitu sebesar 3,47% yoy. Pemerintah
dan Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat
koordinasi kebijakan, baik di tingkat pusat maupun daerah guna mengendalikan
inflasi 2022 sesuai kisaran targetnya 3,0±1%. (Grafik 4).
Inflasi inti secara tahunan di Mei 2022 tercatat
sebesar 2,58% yoy, sedikit menurun jika dibandingkan dengan inflasi April 2022
sebesar 2,60% yoy. Inflasi inti tetap terjaga seiring permintaan domestik yang
mulai meningkat, stabilitas nilai tukar yang tetap terjaga dan konsistensi
kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi. Inflasi kelompok
volatile food secara tahunan juga mengalami kenaikan menjadi 6,05% yoy
setelah pada bulan sebelumnya sebesar 5,48% yoy. Sedangkan kelompok administered
price secara tahunan tidak mengalami kenaikan yaitu sebesar 4,83% yoy, atau
sama dengan bulan sebelumnya.
Dalam Rapat Dewan
Gubernur bulan Mei 2022, Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga
acuannya pada level 3,50%. Keputusan tersebut sejalan dengan perlunya menjaga
stabilitas inflasi, nilai tukar, dan sistem keuangan serta upaya untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi, di tengah tekanan eksternal yang meningkat.
Grafik 5. Inflasi dan
Suku Bunga Acuan BI sejak Mei 2005
Sumber: BI & BPS
Kenaikan harga
mayoritas bahan pangan dan transportasi saat Hari Raya Idul Fitri menjadi
pendorong kenaikan inflasi dalam negeri di Bulan Mei. Memasuki Semester II
tahun 2022, inflasi umum (Headline) akan terus meningkat dan bisa
melewati batas atas target Bank Indonesia 3,0±1%, namun demikian pada akhir
tahun dapat turun kembali mendekati batas atas target yang ditetapkan oleh BI.
Namun, karena tingkat inflasi pada Mei masih dalam target Bank Indonesia, sehingga Bank Indonesia masih memiliki sedikit ruang kebijakan akomodatif untuk mempertahankan suku bunga acuannya dan mendukung pemulihan ekonomi pada semester I. Selain itu, Bank Indonesia juga melhat perkembangan inflasi inti yang justru menurun dari 2,60% yoy di April 2022 menjadi 2,58% yoy di Mei 2022. Dengan kondisi ini, kami berpendapat Bank Indonesia baru akan mulai menaikkan suku bunga acuannya pada awal semester II tahun 2022, dengan tetap memperhatikan perkembangan kebijakan The Fed, kenaikan harga komoditas dan energi serta perkembangan inflasi di dalam negeri.