Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi inflasi sebesar 0,95% mom
dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,98 pada April 2022. Seluruh kota
mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 2,58%
mom dan terendah terjadi di Gunungsitoli sebesar 0,22% mom. Tingkat inflasi April 2022 dibandingkan akhir tahun 2021 yaitu sebesar 2,15%
ytd dan tingkat inflasi tahunan dibandingkan April 2021 yaitu sebesar 3,47% yoy.
Grafik 1.
Inflasi Bulanan April 2022 dan 2021 Berdasarkan Kelompok (% mom)
Sumber: BPS
Inflasi di bulan April 2022 terjadi karena naiknya
harga mayoritas indeks kelompok pengeluaran, dimana yang tertinggi yaitu: kelompok
transportasi sebesar 2,42% mom serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau
sebesar 1,76% mom. Sementara kelompok yang mengalami peningkatan paling rendah
yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar -0,01% mom serta pendidikan dan informasi,
komunikasi dan jasa keuangan yaitu sebesar 0.00% mom (Grafik 1).
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga
pada April 2022, antara lain: minyak goreng,
bawang putih, air kemasan, gula pasir, kangkung, tempe, tahu mentah, ayam
hidup, bayam, rokok kretek filter,
daging sapi, telur ayam ras, ikan segar, daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga, sewa rumah, sabun
cair/cuci piring, sabun detergen bubuk/cair, angkutan antar kota, mobil,
bensin, tarif angkutan udara, kue kering berminyak, nasi dengan lauk, dan emas
perhiasan. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain: cabai
rawit, cabai merah, tomat dan beras.
Sementara dari 11 kelompok pengeluaran, 7 kelompok
menyumbang inflasi dan 4 kelompok tidak memberikan andil terhadap inflasi
nasional. Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi terbesar,
yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,46% dengan komoditas
penyumbang inflasi terbesar yaitu minyak goreng sebesar 0,19% dan ayam ras
sebesar 0,09%serta kelompok transportasi sebesar 0,29% dengan komoditas yang
dominan menyumbangkan inflasi yaitu bensin sebesar 0,16% dan tarif angkutan
udara sebesar 0,08%. Sementara kelompok pakaian dan alas kakikelompok rekreasi,
olahraga dan budayakelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangandan
kelompok pendidikan tidak memberikan andil terhadap inflasi nasional. (Grafik
2).
Grafik 2. Sektor
Penyumbang Inflasi Bulan April 2022 (%)
Sumber: BPS
Inflasi Umum pada April 2022 sebesar 0,95% mom, meningkat dibandingkan Maret
2022 yang sebesar 0,66% mom. Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan
inflasi di semua kelompok, yaitu volatile food, administered prices,
dan inti. Kelompok inti pada April 2022 mencatat inflasi sebesar 0,36% mom, meningkat
dibandingkan inflasi bulan Maret 2022 yang sebesar 0,30% mom. Perkembangan
tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya mobilitas masyarakat menyambut Ramadhan
dan Hari Raya Idul Fitri. Berdasarkan komoditasnya, peningkatan inflasi inti
terutama disumbang oleh komoditas kue kering berminyak, seiring dengan
peningkatan harga minyak goreng, dan juga mobil.
Grafik 3. Tingkat Inflasi Januari 2018-April 2022 (% mom)
Sumber: BPS
Kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 2,30% mom pada April 2022, meningkat dibandingkan Maret 2022 yang sebesar 1,99% mom. Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh inflasi minyak goreng, daging dan telur ayam ras, serta ikan segar seiring dengan penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET) pada minyak goreng kemasan, peningkatan biaya pakan, dan kendala kondisi cuaca. Selain itu, kenaikan kelompok volatile food disebabkan oleh meningkatnya permintaan seiring dengan peningkatan mobilitas menyambut Hari Raya Idul Fitri. Sedangkan kelompok administered prices pada April 2022 mencatat inflasi sebesar 1,83% mom, meningkat dibandingkan inflasi Maret 2022 yang sebesar 0,73% mom. Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga bensin, tarif angkutan udara, dan harga bahan bakar rumah tangga, seiring dengan penyesuaian harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax, peningkatan mobilitas di tengah pengenaan fuel surcharge oleh maskapai, serta penyesuaian harga LPG di tingkat eceran. (Grafik 3).
Grafik 4. Perkembangan Inflasi Bulanan dan Tahunan Sejak April 2005
Sumber: BPS
Inflasi Umum (Headline) pada April 2022 secara tahunan tercatat
sebesar 3,47% yoy, lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi bulan
sebelumnya yaitu sebesar 2,64% yoy. Pemerintah dan Bank Indonesia tetap berkomitmen
menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan, baik di tingkat
pusat maupun daerah guna mengendalikan inflasi 2022 sesuai kisaran targetnya
3,0±1%. (Grafik 4).
Inflasi inti secara tahunan di April 2022
tercatat sebesar 2,60% yoy, meningkat jika dibandingkan dengan inflasi Maret
2022 sebesar 2,37% yoy. Inflasi inti tetap terjaga seiring permintaan domestik
yang mulai meningkat, stabilitas nilai tukar yang tetap terjaga dan konsistensi
kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi. Inflasi kelompok
volatile food secara tahunan juga mengalami kenaikan menjadi 5,48% yoy
setelah pada bulan sebelumnya sebesar 3,25% yoy. Sedangkan kelompok administered
price secara tahunan juga mengalami kenaikan menjadi 4,83% yoy, dari 3,06%
yoy di bulan sebelumnya.
Dalam Rapat Dewan Gubernur bulan April 2022, Bank Indonesia (BI) kembali
mempertahankan suku bunga acuannya pada level 3,50%. Keputusan tersebut sejalan
dengan perlunya menjaga stabilitas inflasi, nilai tukar, dan sistem keuangan
serta upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, di tengah tekanan eksternal
yang meningkat.
Grafik 5. Inflasi
dan Suku Bunga Acuan BI sejak April 2005
Sumber: BI & BPS
Kenaikan harga minyak dunia yang menyebabkan kenaikan BBM Non subsidi
serta kenaikan harga mayoritas bahan pangan dalam menyambut Ramadhan dan Idul
Fitri menjadi pendorong kenaikan inflasi dalam negeri di Bulan April. Memasuki
Semester II tahun 2022, inflasi umum (Headline) akan terus meningkat dan berada
pada kisaran batas atas target Bank Indonesia 3,0±1%.
Sehingga, Bank Indonesia masih memiliki sedikit ruang untuk mempertahankan
suku bunga acuannya pada semester I, dan berpotensi baru akan mulai menaikkan
suku bunga acuannya pada semester II tahun 2022, dengan tetap memperhatikan
perkembangan kebijakan The Fed, kenaikan harga komoditas dan energi serta
perkembangan inflasi di dalam negeri.